Posted by : Wikan Kun Jumat, 01 November 2013

"Ayah, Ayah, aku capek. Masa, setiap hari aku harus belajar, padahal teman-temanku tidak disuruh belajar, dan mereka hanya bermain sepanjang hari," Adi menghampiri ayahnya yang sedang membaca koran di depan rumah. Ayahnya yang tadi membaca koran meletakkan korannya dan menoleh kepadanya, membalas dengan senyuman.

“Yah, aku capek. Setiap hari aku harus harus menabung, padahal teman-temanku bisa jajan enak sesuka hatinya," keluh Adi. "Aku capek ayah, setiap hari aku harus membantu ayah dan ibu, sedangkan teman-temanku tidak karena mereka punya pembantu," lanjutnya, Adi kemudian menangis. Ayah yang tidak tega melihat anaknya menangis, mengelus kepala Adi dengan lembut sambil berkata "Nak, berhentilah menangis. Besok ayah akan mengajak jalan-jalan ke tempat yang indah".


Keesokan harinya mereka mereka mempersiapkan bekal yang dibuat oleh Ibu untuk perjalanan. Setelah berpamitan dengan Ibunya, Adi dan Ayahnya berangkat. Mereka berangkat melewati jalan setapak yang mengarah ke dalam hutan. Jalan itu sungguh buruk, jalan itu becek dan banyak semak berduri yang tumbuh di sekitar jalan itu. Melihat kondisi jalan tersebut, Adi mengeluh "Ayah, masa kita harus melewati jalan ini, Adi JIJIK Yah,". Ayah tetap berjalan sambil memberi isyarat kepada Adi untuk mengikutinya. Adi menurut.



Di tengah perjalanan Adi mengeluh lagi "Ayah, aku capek. Masa aku harus melewati jalan yang becek, banyak rumput liar, banyak serangga lagi. Kakiku gatal Yah, Ayah aku capek." ia terus mengeluh sepanjang perjalanan sambil mencabuti duri rumput liar yang menempel di kakinya. Kali ini ayahnya tidak menghiraukan keluhannya.
"Nak, kita hampir sampai!" Ayahnya akhirnya mengatakan hal yang membuat hati Adi senang.



Adi melihat pantulan cahaya matahari bak permata dari kejauhan. Mereka mendekat dan terlihat sebuah telaga yang sangat indah dengan air yang jernih. Adi berlari mendekat ke telaga, kemudian menceburkan dirinya ke danau “airnya sejuk Yah,” katanya spontan.

Setelah puas berenang, Adi membuka bekal yang disiapkan sejak awal. Adi dan Ayahnya menikmati bekal mereka bersama-sama.
Mereka duduk di bawah pohon dekat telaga tersebut sambil menikmati pemandangan.

Adi berkata dengan gembira "Ayah, aku suka, aku suka tempat ini".


"Kamu tahu kenapa danau yang indah seperti ini sepi nak?" tanya ayahnya.

Adi hanya menggelengkan kepalanya.
"Sebenarnya orang-orang tidak tahu di balik hutan ini terdapat telaga yang sangat indah, karena mereka tidak mau melewati jalan setapak yang tadi kita lewati. Kondisi jalan itu sangat buruk, sehingga mereka enggan melewatinya, padahal itu satu-satunya jalan untuk menuju ke danau ini"


***selesai***



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Labels

Followers

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 WIKanswer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -